Muslim Progresif Ala H.O.S. Tjokroaminoto Menurut Pemahaman Islam dan Sosialisme

Jakarta, sii.or.id

Sikap seorang Muslim progresif berdasarkan pemahaman Islam dan sosialisme menurut H.O.S. Tjokroaminoto mencerminkan perpaduan antara nilai-nilai Islam yang berlandaskan keadilan sosial, kesetaraan, dan hukum syariat dengan semangat perubahan sosial yang responsif terhadap tantangan zaman. Berikut adalah penjelasan tentang sikap seorang Muslim progresif berdasarkan pemikiran Tjokroaminoto, dengan mempertimbangkan konteks pemikirannya dalam Islam dan Sosialisme serta relevansinya

Berpegang pada Prinsip Keadilan Sosial Berbasis Syariat

  • Ciri Sikap: Seorang Muslim progresif menurut Tjokroaminoto memprioritaskan keadilan sosial sebagai inti ajaran Islam. Ia aktif memperjuangkan penghapusan ketimpangan, eksploitasi, dan penindasan, seperti yang dilakukan Tjokroaminoto melalui Sarekat Islam untuk melawan kolonialisme.
  • Dasar Pemikiran: Tjokroaminoto menekankan bahwa Islam mengajarkan prinsip ummatun wahidah (umat yang satu), yang menghapus diskriminasi kelas, ras, atau status sosial. Zakat, sedekah, dan pembagian harta secara adil dalam sejarah Islam adalah bukti bahwa sosialisme Islam menuntut keadilan ekonomi.
  • Sikap Praktis:
  • Mengadvokasi kebijakan yang mendukung kesejahteraan rakyat, seperti distribusi sumber daya yang adil.
  • Menentang praktik kapitalisme yang mengeksploitasi, seperti monopoli atau penimbunan kekayaan.
  • Mengamalkan nilai-nilai filantropi Islam (zakat, infak, sedekah) untuk mengurangi kesenjangan sosial.

Progresif dalam Menyikapi Perubahan Zaman

  • Ciri Sikap: Muslim progresif adalah mereka yang tidak kaku dalam memahami Islam, tetapi mampu menyesuaikan ajaran Islam dengan kebutuhan zaman tanpa meninggalkan prinsip syariat. Tjokroaminoto mencontohkan ini dengan mengadaptasi konsep sosialisme ke dalam kerangka Islam untuk menghadapi tantangan kolonialisme.
  • Dasar Pemikiran: Tjokroaminoto percaya bahwa Islam adalah agama yang dinamis, mampu menjawab tantangan sosial dan ekonomi di setiap era. Sosialisme Islam yang ia gagas adalah respons terhadap eksploitasi ekonomi kolonial, yang menunjukkan bahwa Islam dapat relevan dengan isu modern.
  • Sikap Praktis:
  • Terbuka terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan gagasan baru selama tidak bertentangan dengan nilai Islam.
  • Menggunakan pendekatan rasional untuk memecahkan masalah sosial, seperti kemiskinan atau ketidakadilan, sambil tetap berpijak pada nilai-nilai agama.
  • Mengedepankan dialog dan kerja sama lintas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Komitmen pada Kesetaraan dan Kebersamaan

  • Ciri Sikap: Muslim progresif menjunjung tinggi kesetaraan antarmanusia, baik sesama Muslim maupun dengan pemeluk agama lain, sesuai dengan semangat ummatun wahidah. Tjokroaminoto menekankan pentingnya solidaritas sosial dan gotong royong.
  • Dasar Pemikiran: Dalam sosialisme Islam, Tjokroaminoto melihat kebersamaan sebagai cerminan ajaran Nabi Muhammad, seperti praktik pembagian harta secara adil di kalangan sahabat. Ia juga mengambil inspirasi dari tradisi lokal Indonesia, seperti gotong royong, yang selaras dengan nilai-nilai Islam.
  • Sikap Praktis:
  • Membangun komunitas yang inklusif dan mendukung kerja sama antarindividu atau kelompok.
  • Menolak diskriminasi berdasarkan suku, agama, atau status sosial.
  • Mendorong pembentukan organisasi atau gerakan sosial yang memperjuangkan kepentingan bersama, seperti yang dilakukan Sarekat Islam.

Aktif Melawan Ketidakadilan dan Penindasan

  • Ciri Sikap: Seorang Muslim progresif tidak hanya pasif menerima keadaan, tetapi aktif melawan ketidakadilan, baik yang bersumber dari sistem ekonomi, politik, maupun sosial. Tjokroaminoto menunjukkan sikap ini dengan memimpin perjuangan melawan kolonialisme Belanda.
  • Dasar Pemikiran: Tjokroaminoto memandang bahwa Islam menuntut umatnya untuk amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran). Dalam konteks sosialisme Islam, ini berarti melawan eksploitasi ekonomi dan ketidakadilan sosial sebagai bagian dari jihad.
  • Sikap Praktis:
  • Berpartisipasi dalam gerakan sosial atau politik yang bertujuan memperbaiki kondisi masyarakat.
  • Mengedukasi masyarakat tentang hak dan kewajiban mereka berdasarkan nilai-nilai Islam.
  • Mengkritik sistem atau kebijakan yang merugikan rakyat, seperti korupsi atau monopoli ekonomi.

Berlandaskan Hukum Tuhan (Syariat)

  • Ciri Sikap: Muslim progresif menjadikan syariat sebagai panduan utama dalam setiap tindakan. Tjokroaminoto menegaskan bahwa sosialisme Islam berbeda dari sosialisme Barat karena berpijak pada hukum Tuhan, bukan sekadar ideologi manusia.
  • Dasar Pemikiran: Tjokroaminoto memandang bahwa hukum syariat memberikan kerangka moral dan etis untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Nilai-nilai seperti kejujuran, amanah, dan kepedulian terhadap sesama adalah landasan sosialisme Islam.
  • Sikap Praktis:
  • Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran dalam bisnis atau kepedulian terhadap fakir miskin.
  • Menolak gagasan atau praktik yang bertentangan dengan syariat, seperti riba atau eksploitasi.
  • Menggunakan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai rujukan dalam merumuskan solusi sosial.

Berorientasi pada Kesejahteraan Umat

  • Ciri Sikap: Muslim progresif berfokus pada kesejahteraan umat secara kolektif, bukan hanya kepentingan individu. Tjokroaminoto menekankan pentingnya membangun masyarakat yang sejahtera melalui kerja sama dan keadilan.
  • Dasar Pemikiran: Sosialisme Islam Tjokroaminoto bertujuan menciptakan sistem sosial yang memastikan kesejahteraan bersama, seperti yang dicontohkan oleh praktik ekonomi pada masa Nabi Muhammad, di mana harta dibagikan untuk kepentingan umat.
  • Sikap Praktis:
  • Mendukung inisiatif yang meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, dan ekonomi bagi masyarakat luas.
  • Mengembangkan ekonomi berbasis syariat, seperti koperasi atau lembaga keuangan yang bebas dari riba.
  • Mendorong pembangunan komunitas yang mendukung kesejahteraan bersama, seperti melalui wakaf atau kegiatan sosial.

Konteks dan Relevansi Saat Ini

Dalam konteks modern, sikap Muslim progresif berdasarkan pemikiran Tjokroaminoto tetap relevan. Misalnya, seorang Muslim progresif dapat mengambil peran dalam:

  • Mengadvokasi kebijakan publik yang mendukung keadilan sosial, seperti perlindungan pekerja atau akses pendidikan bagi masyarakat miskin.
  • Menggunakan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan berbasis Islam.
  • Menghadapi tantangan global seperti kapitalisme neoliberal atau ketimpangan ekonomi dengan solusi berbasis syariat, seperti ekonomi syariah atau filantropi Islam.

Kesimpulannya

Seorang Muslim progresif menurut pemahaman Islam dan sosialisme H.O.S. Tjokroaminoto adalah individu yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam—seperti keadilan, kesetaraan, dan hukum syariat—dengan semangat perubahan sosial yang aktif dan responsif terhadap tantangan zaman. Ia melawan ketidakadilan, mempromosikan kebersamaan, dan berorientasi pada kesejahteraan umat, sambil tetap berpijak pada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah. Sikap ini mencerminkan perpaduan antara spiritualitas Islam dan aksi sosial yang dinamis, sebagaimana yang diperjuangkan Tjokroaminoto melalui Sarekat Islam.

Bagikan Artikel ini untuk mendapatkan kebaikan
Khoirul Azam
Khoirul Azam
Articles: 26