
Jakarta, sii.or.id 31 Mei 2025
- Penelitian menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan Islam H.O.S. Tjokroaminoto, dikenal sebagai “Muslim National Education” atau “Moeslim National Ondewijs”, relevan sepanjang zaman karena mengintegrasikan ajaran Islam dengan pengembangan intelektual dan karakter.
- Kurikulum ini mencakup berbagai tingkat pendidikan dan menekankan mata pelajaran seperti Aqidah, Akhlaq, Qur’an, Hadits, Fiqih, dan sejarah Islam, serta nilai-nilai seperti keberanian, kejujuran, dan sederhana.
- Relevansinya terletak pada pendekatan holistik yang masih sesuai dengan kebutuhan pendidikan modern, terutama dalam membentuk karakter dan mendukung inklusi pendidikan.
Latar Belakang
H.O.S. Tjokroaminoto adalah tokoh pendidikan Islam di Indonesia yang mengembangkan kurikulum untuk membentuk manusia religius dan intelektual. Kurikulumnya dirancang pada era kolonial untuk mendidik masyarakat pribumi dengan dasar Islam.
Komponen Utama Kurikulum
Kurikulumnya mencakup tingkat pendidikan rendah, menengah, dan tinggi, dengan fokus pada mata pelajaran keagamaan dan pembentukan karakter, seperti keberanian, kejujuran, dan sederhana. Ini bertujuan menciptakan individu yang tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga bermoral tinggi.
Relevansi di Masa Kini
Penelitian menunjukkan kurikulum ini relevan karena pendekatan holistiknya, yang menggabungkan pendidikan agama dan karakter, sesuai dengan tren modern yang menekankan pembentukan karakter siswa. Selain itu, semangat inklusifnya mendukung akses pendidikan yang merata, yang masih penting hari ini.
H.O.S. Tjokroaminoto, tokoh penting dalam sejarah pendidikan Islam Indonesia, dikenal dengan konsep “Muslim National Education” atau “Moeslim National Ondewijs”. Konsep ini dikembangkan pada awal abad ke-20, terutama melalui perannya dalam Sarekat Islam, untuk memberikan pendidikan yang berbasis Islam kepada masyarakat pribumi di era kolonial. Penelitian dan literatur menunjukkan bahwa kurikulum ini tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter, yang membuatnya relevan sepanjang zaman.
Detail Konsep Pendidikan
Kurikulum Tjokroaminoto mencakup tiga tingkat pendidikan: Lagger Onderwijs (pendidikan rendah), Middlebaar Onderwijs (pendidikan menengah), dan Hooger Onderwijs (pendidikan tinggi). Mata pelajaran utama meliputi Aqidah (akidah), Akhlaq (etika), Qur’an dan Hadits, Fiqih (fiqih), serta Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu, pendidikan ini menekankan nilai-nilai seperti semangat kemerdekaan, keberanian, kejujuran, keikhlasan, spiritualitas, sikap baik, religiusitas, dan kesederhanaan. Tujuannya adalah membentuk manusia yang religius, intelektual, dan mampu berkontribusi pada masyarakat.
Berdasarkan artikel dari Konsep Pendidikan Islam Perspektif H.O.S. Tjokroaminoto, ide Tjokroaminoto berbeda dari pendidikan pada masanya karena menitikberatkan pada penguasaan intelektual dan ibadah keislaman. Buku ini menyoroti bahwa pemikirannya tetap relevan untuk konteks pendidikan nasional saat ini, dengan penekanan pada studi berkelanjutan dan implementasi.
Relevansi Sepanjang Zaman
Relevansi kurikulum Tjokroaminoto terletak pada pendekatan holistiknya. Menurut artikel dari SISTEM PENDIDIKAN ISLAM MENURUT H.O.S COKROAMINOTO (Konsep Muslim Nasional Onderwijs, Historis dan Globalisasi), konsep ini relevan untuk pendidikan Islam masa kini karena prinsip-prinsip demokrasi dan masyarakat berbasis Islam yang diusungnya. Pendidikan ini tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pembentukan karakter, seperti menumbuhkan rasa independensi, keberanian, dan sikap spiritual, yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan modern.
Artikel dari H.O.S Tjokroaminoto’s Islamic Education Concept And its Relevance to Character Education menambahkan bahwa pendidikan Tjokroaminoto relevan dengan pendidikan karakter, terutama dengan kembali pada Al-Qur’an dan Hadits sebagai panduan. Ini mencerminkan pendekatan yang dapat diterapkan untuk menghadapi tantangan globalisasi, seperti membentuk generasi muda yang religius dan berintelektual.
Implementasi dan Dampak
Tjokroaminoto juga dikenal dengan semangat inklusifnya, seperti yang tercermin dalam artikel dari Peran HOS Tjokroaminoto dalam Sejarah Pendidikan, yang menyebutkan seminar tentang “Yayasan Tjokroaminoto dan Pendidikan Syarekat Islam” pada 2021. Ini menunjukkan bahwa pemikirannya masih dipelajari dan diimplementasikan, terutama dalam konteks pendidikan berbasis komunitas.
Tabel Perbandingan Komponen Kurikulum
Berikut adalah tabel yang merangkum komponen utama kurikulum Tjokroaminoto dan relevansinya dengan pendidikan modern:
Komponen Kurikulum | Deskripsi | Relevansi Modern |
---|---|---|
Tingkat Pendidikan | Lagger, Middlebaar, Hooger Onderwijs | Sesuai dengan sistem pendidikan berjenjang |
Mata Pelajaran Utama | Aqidah, Akhlaq, Qur’an, Hadits, Fiqih, Sejarah Islam | Mendukung pendidikan agama dan sejarah |
Nilai Karakter | Independensi, demokrasi, keberanian, kejujuran, spiritualitas, sederhana | Selaras dengan pendidikan karakter saat ini |
Pendekatan Inklusif | Fokus pada masyarakat pribumi, akses pendidikan merata | Mendukung inklusi dan kesetaraan pendidikan |
Kesimpulan
Kurikulum pendidikan Islam H.O.S. Tjokroaminoto relevan sepanjang zaman karena pendekatan holistiknya yang menggabungkan pendidikan agama, intelektual, dan karakter. Prinsip-prinsip ini, seperti pendidikan berbasis Al-Qur’an dan Hadits, serta nilai-nilai demokrasi dan inklusi, tetap sesuai dengan kebutuhan pendidikan modern, terutama dalam membentuk generasi yang bermoral dan berdaya saing.